Total Tayangan Halaman

Jumat, 22 Oktober 2010

ZIONIS DI INDONESIA

Rani Salsa 05 Mei jam 9:57 Balas • Laporkan
ZIONIS DI INDONESIA
Oleh: Rizki Ridyasmara

DISKURSUS TENTANG ZIONIS dalam berbagai forum kajian yang diselenggarakan umat Islam Indonesia bukan hal yang baru. Sejak zaman pergerakan Indonesia di awal abad ke-20, tema tentang Yahudi dan gerakan Zionisme telah hangat dibahas. Beberapa poin penting yang harus dicatat dalam tema ini adalah: Kabbalah, Freemasonry, dan Zionisme. Semuanya melekat pada kaum Yahudi yang dikutuk Allah Swt.
Apakah Kabbalah itu? Ini terkait dengan sejarah awal kaum Yahudi yang pernah lama tinggal di Mesir dan juga Babylonia. Kedua negeri ini sama-sama dikenal sebagai “sarang ilmu sihir”. Ilmu sihir kedua negeri inilah yang disatukan oleh Yahudi dan dijadikan sistem kepercayaan baru mereka menggantikan Taurat Musa. Ilmu sihir ini disebut sebagai “Kabbalah”, yang sebagian besar doktrin-doktrinnya dimuat dalam Talmud, sebuah kitab gelap yang kemudian dianggap lebih suci ketimbang Taurat Musa.
Freemasonry merupakan sebuah kelompok persaudaraan mistis, penyembah Lucifer, yang dibentuk pada abad ke-14 di Skotlandia. Mereka adalah para pelarian Ksatria Templar yang ditumpas oleh Gereja dan Raja Perancis Phillip IV sejak 13 Oktober 1307. Yang lari ke Skotlandia menjelma menjadi Freemasonry, yang lari ke Jerman menjadi Ksatria Teutonik (cikal bakal Nazi), yang ke Malta menjadi Ksatria Malta (Knight of Rhodes), dan yang ke Spanyol, Italia, dan Portugis menjadi Ksatria Kristus.
Freemasonry inilah yang berperan sangat besar dalam berbagai konspirasi tingkat tinggi di dunia. Tokoh sentralnya adalah Sir Meyer Amschell Rotshchild, pendiri Dinasti Rotshchild yang detik ini masih berkuasa di balik layar kekuasaan Eropa, Amerika, dan juga Dunia. Salah satunya menggelar kongres Zionis Internasional di Basell, Swiss, 1897. Zionis sendiri adalah gerakan politik sekuler Yahudi Barat, yang dalam sejarah mengorbankan Yahudi Timur, guna menjajah Palestina yang mereka yakini sebagai The Promise Land.
Kapankah Freemasonry/Zionis masuk ke Indonesia?
Freemasonry sesungguhnya masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya VOC ke Nusantara. VOC adalah maskapai dagang Yahudi Belanda terbesar di dunia pada masanya, di mana kekuasaannya terentang dari ujung Tanjung Harapan di selatan Afrika hingga ke Selat Magelhaens di selatan benua Amerika. Dan VOC mengatur administrasi kekuasaannya dari Batavia. Freemasonry yang berlindung di balik VOC inilah yang membangun Batavia hingga menjadi kota Jakarta yang kita kenal sekarang. Berbagai gedung, arsitektur tata ruang kota, dan patung serta monumen peninggalan VOC sampai sekarang masih bisa kita lihat kental dengan simbol-simbol Masonik.
Selain menyisipkan aneka simbolnya, Freemasonry ini juga menguasai perekonomian dan politik di Nusantara, hingga sekarang. Sejarahnya tentu sangat panjang dan tidak bisa dipaparkan di dalam makalah yang halamannya sangat terbatas di sini. Faktanya, detik ini rezim penguasa di Indonesia masih saja berkiblat pada Washington yang merupakan The Greatest Lodge of Freemasonry in the World.
Freemasonry yang salah satunya mendalangi munculnya gerakan Zionis di akhir abad ke-19 Masehi bergerak di semua lini kehidupan masyarakat, terutama di sektor-sektor vital seperti ekonomi, politik, dan pendidikan. Di bidang ekonomi, kelompok Yahudi ini setelah sempat dibuat tak berkutik selama era kepemimpinan Bung Karno yang anti Neo-Kolonialisme dan anti Neo-Imperialisme (Anti Nekolim). Namun setelah kudeta yang dilancarkan Jenderal Suharto, yang didukung CIA (1965), yang menumbangkan kekuasaan Bung Karno, kekuatan Yahudi meraja-lela di negeri ini.
Di bidang ekonomi, Mafia Berkeley—sejumlah ekonom didikan berbagai perguruan tinggi di Amerika—pada Nopember 1967 menggadaikan hampir semua kekayaan alam Indonesia kepada para pengusaha Zionis pimpinan Rockefeller di Swiss. Sejak itulah sesungguhnya Indonesia kembali ke zaman penjajahan kaum Nekolim lagi yang notabene merupakan kaum Zionis-Yahudi.
Dan seperti yang telah ditegaskan berkali-kali oleh para sosiolog dunia, jika ekonomi suatu negara telah dikuasai asing, maka semua lini kehidupan suatu bangsa pun akan jatuh ke dalam cengkeraman mereka. Ini pun berlaku di Indonesia. Semua pejabat di era rezim Jenderal Suharto mau tidak mau, sadar atau pun tidak, menjadi pelayan dari kekuatan asing tersebut. Gerakan reformasi 1998 pun hanya melengserkan Suharto yang sudah tua, namun sistemnya yang Washington-minded ternyata malah berkembang dengan pesat.
Yang patut digaris-bawahi, gerakan reformasi ternyata juga membesarkan kaum liberal yang kian hari kian berani dalam menghancurkan Islam dan umat-Nya di Indonesia. Gerakan yang dulu dipelopori Ahmad Wahib, kemudian Abdurahman Wahid dan Nurcholish Madjid, kini Ulil Abshar Abdala dan sejumlah antek-antek Zionis-Yahudi lainnya yang bersembunyi di belakang kedok Jaringan Islam Liberal, kian dahsyat permusuhannya terhadap Islam dan umat-Nya dan hal itu ternyata tidak mendapat halangan yang berarti dari rezim SBY-Boediono.
Partai-partai politik yang menjual Islam sebagai label dagangnya pun ternyata tidak berbuat banyak dan sibuk dengan urusannya sendiri. Fitnah dan teror terhadap kaum Muslim, apalagi setelah kasus 911 pada tahun 2001, semakin menjadi-jadi. Aktivis Islam mendapat stigma sebagai teroris, sedangkan musuh-musuh Allah Swt malah disebut sebagai aktivis HAM, pejuang demokrasi, dan sebagainya.
Era reformasi juga telah berhasil memberikan ‘baju baru’ kepada Mafia Berkeley. Di era paska Jenderal Suharto, Mafia Berkeley tidak lagi terdengar namanya, namun kelompok ekonom binaan Washington ternyata masih saja menguasai Indonesia dan mereka sekarang disebut sebagai kaum Neolib yang tokoh-tokohnya antara lain Wapres Boediono dan Sri Mulyani, dua orang yang paling bertanggungjawab atas kasus Bank Century namun masih saja dilindungi oleh Presiden SBY yang sosoknya oleh para demonstran diplesetkan menjadi SiBuYa. Selain dua orang itu, beberapa tokohnya sekarang adalah Rizal Mallarangeng (JIL juga), Muhammad Ichsan, Chatib Basri, dan semua ekonom yang mendukung mereka.
Di saat sekarang, di tengah fitnah yang mendera, umat Islam Indonesia praktis sendirian, tiada yang membelanya kecuali Allah Swt. Partai-partai yang jualan Islam pun ternyata lebih mendukung rezim Washington ini ketimbang membela agama Allah Swt. Mulut-mulut mereka berteriak keras membela Palestina dan umat Islam, namun sikap mereka ternyata malah membantu Zionis-Yahudi. Kasus diserahkannya blok migas Cepu kepada ExxonMobile (milik Rotshchild) yang disetujui semua partai “Islam” di DPR menjadi bukti tak terbantahkan. Zionis-Yahudi sudah berhasil menjajah dan menguasai negeri kaya raya ini, entah sampai kapan, karena para pemimpinnya sibuk memperkaya diri sendiri dengan menghalalkan segala cara, termasuk korupsi.
Lantas, bagaimana umat Islam Indonesia harus bersikap untuk menghadapi segala fitnah dan teror yang dilancarkan musuh-musuh Allah Swt? Satu-satunya cara adalah dengan mendekatkan diri lebih dekat kepada Allah Swt, memperbanyak ibadah, memperbanyak menghadiri kajian keilmuan, dan sungguh-sungguh dalam melakukan ukhuwah Islamiyah. Buatlah simpul-simpul strategis dengan berbagai gerakan Islam dan jangan terkecoh dengan mulut manis partai politik, termasuk yang menjadikan Islam sebagai barang dagangannya, karena yang terakhir ini hanya akan menjual kita demi kelezatan duniawi mereka, tidak lebih.
Kepada diri sendiri, tingkatkan kualitas keilmuan dan wawasan dengan ilmu-ilmu yang berguna. Tinggalkan sama sekali acara-acara yang tidak berguna dan tidak mendatangkan manfaat. Perbanyak membaca dan kurangi menonton teve. Mulailah membiasakan diri dengan olahraga secara rutin, tingkatkan ketahanan fisik, biasakanlah diri ini tidak manja, karena kita semua tidak pernah tahu kapan panggilan jihad akan datang. Islam adalah agama yang kafah dan syumuliyah. Sebab itu, selain otak, kita juga perlu memperkuat fisik kita sendiri. Mudah-mudahan, dengan demikian kita akan menjadi umat yang kuat dan kokoh dalam membela agama Allah Swt.
Dan agar Zionis-Yahudi menjadi lemah, biasakanlah diri ini dan keluarga kita untuk TIDAK MEMBELI produk perusahaan-perusahaan donatur mereka (daftar produk Zionis-Yahudi bisa dilihat di www.inminds.co.uk). Perbanyaklah melakukan jual-beli dengan sesama Muslim sebab itu akan memperkuat Islam. Yahudi sendiri mengharamkan uang mereka jatuh ke umat di luar Yahudi. Ini ada di dalam Talmud mereka. Jika musuh Allah Swt saja begitu rapat dan rapi di dalam memperjuangkan kemungkarannya, mengapa kita yang berada di dalam perjuangan menegakkan al-haq tidak bisa jauh lebih rapi dan kokoh dalam membela agama Allah Swt? Mudah-mudahan kita bisa menjadi pemenang, di dunia dan akherat. Amien ya Rabb.[]
Salsa Rani-Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar