Total Tayangan Halaman

Selasa, 26 Oktober 2010

Antra Masalah ....Aku dan Tuhanku

Pagi hari yang indah
disela sela-sela gurau dengan  rekan kerjaku
sesaat terdengar bunyi telepon berdering dan rekankupun berbicara entah dengan siapa
awalnya aku tak begitu memperhatikan apa yang dia  bincangkan  sesampainya pada  ucapan dia yang sempat ku dengar samar dan membuat aku penasaran mengatakan  "penyebab utama dalam hidup bukan masalah tapi karena jauh dari Tuhan"
dan setelah ia selesai  bicara langsung aku tanya   ...maksud perkataan itu apa ?
di pun menjelaskan yang mudah aku "cerna" dan akupun  mulai berpikir apa bener ?
dan dengan diselingi senda gurau akhirnya terus mebahas topik itu..
dan aku merasakan semua masalah yang aku terima dan aku anggap karena aku bener bener merasa "jauh" dari Tuhan.
Dan aku selalu berprasangka buruk pada Tuhan...kadang aku kurang yakin dengan apa yang aku jalani dan selau takut Tuhan meberiku "kurang"
Setelah itu bergegas aku ambil wudhu  langsung ku adukan permasalahnku Pada-Nya
Allhamdulillah ...........hari ini doaku Terkabulkan
Yaa Allah Ampunilah segala dosaku..

Jumat, 22 Oktober 2010

SAAT MALAIKAT BERGANTI TUGAS

孫悟空 07 Januari jam 18:58 Balas • Laporkan


السلام عليكم ورحمة الله وبرا كا ته

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Tahukah kita bahwa selain malaikat Roqib dan Atit, Allah mengutus 1 (satu) lagi malaikat untuk menjaga kita. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Surat At Taariq ayat 4:

إِن كُلُّ نَفۡسٍ۬ لَّمَّا عَلَيۡہَا حَافِظٌ۬

Artinya:
"tidak ada suatu jiwapun melainkan ada (malaikat) penjaganya."

Tahukah kita kapan malaikat penjaga kita itu melakukan aplus (ganti tugas)?

Dalam sebuah hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menyebutkan:

عن أبي هريرة ردضي الله عنه قل:قل النبيّ:
ملا ئكة يتعآقبون: ملا ئكة با لليل و ملا ئكة باالنهار,و يجتمعون في صلاة الفجري و صلاة العصر, ثم يعرج الذين باتو افيكم, فيسألهم ــ و هو أعلم ــ فيقول: كيف تركتم عبادي? فيقولون: تركناهم و هو يصلّون. و أتيناهم يصلّون

Dari Abu Hurarah ia berkata bahwa Nabi bersabda: "Para malaikat (itu bertugas secara) bergantian, yakni: ada yang bertugas malam hari dan siang hari. Malaikat itu berkumpul pada saat Sholat Subuh dan Ashar, kemudian ada yang bermalam dengan kalian". Ketika malaikat itu naik maka Dia (Allah) bertanya kepada malaikat-malaikat itu sedangkan mereka tahu. Allah berfirman: "Bagaiman (keadaan) hambaku?" Mereka menjawab: "Kami tinggalkan meraka sedang dalam sholat, begitu juga kami datangi mereka pada saat dia sholat!" HR. Bukhari dalam sahihnya Kitab Bad-ul Khalqi (3223)

Jadi benarlah apa yang difirmankan Allah agar kita:

a) Menjaga sholat sholat kita, dan Sholat Wustha (Sholat Ahsar) - lihat Al Baqarah 238, dan

b) Memanjangkan bacaan qur'anya saat Sholat Subuh, karena sedang disaksikan oleh malaikat penjaga kita, lihat Surat Al Isra' ayat 78

Semoga kita diberikan kekuatan untuk menjaga sholat sholat kita. Amien

Salam,
Muhammad Burhanuddin
-----------------------------
http://www.facebook.com/pages/MUHAMMAD-BURHANUDDIN/358719465225

Kiat-kiat Mengisi Waktu Pagi Agar Lebih Berkah

Sally Sety 11 Januari jam 7:14 Balas • Laporkan
Kiat Pertama: Membaca Al Qur’an dan memahami maknanya

Saudaraku, isilah waktu pagimu dengan membaca Al Qur’an. Waktu pagi adalah waktu masih fit seseorang beraktivitas. Maka bagus sekali jika seseorang memanfaatkannya untuk membaca dan mentadaburi Al Qur'an.

Ingatlah bahwa Al Qur’an nanti bisa memberi syafa’at bagi kita di hari yang penuh kesulitan pada hari kiamat kelak. Dari Abu Umamah Al Bahiliy, (beliau berkata), “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ

“Bacalah Al Qur’an karena Al Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang membacanya. Bacalah Az Zahrowain (dua surat cahaya) yaitu surat Al Baqarah dan Ali Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang membentangkan sayapnya (bersambung satu dengan yang lainnya), keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua surat tersebut. Bacalah pula surat Al Baqarah. Mengambil surat tersebut adalah suatu keberkahan dan meninggalkannya akan mendapat penyesalan. Para tukang sihir tidak mungkin menghafalnya.” (HR. Muslim no. 1910. Lihat penjelasan hadits ini secara lengkap di At Taisir bi Syarhi Al Jami’ Ash Shogir, Al Munawi, 1/388, Asy Syamilah)

Lebih baik lagi selain membaca kita dapat memahami makna/tafsirnya melalui kitab-kitab tafsir seperti tafsir Ibnu Katsir dan tafsir As Sa'di yang penuh dengan banyak faedah di dalamnya. Keutamaan memahami tafsir Al Qur’an dapat dilihat pada hadits berikut ini.

Dari Abu Musa Al Asy’ariy, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

الْمُؤْمِنُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ ، طَعْمُهَا مُرٌّ - أَوْ خَبِيثٌ - وَرِيحُهَا مُرٌّ

“Permisalan orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari no. 5059)

Kiat Kedua: Mengulang Hafalan Al Qur’an

Bagi yang memiliki hafalan Al Qur’an juga dapat mengisi waktu paginya dengan mengulangi hafalan karena waktu pagi adalah waktu terbaik untuk menghafal dibanding dengan waktu siang yang penuh dengan kesibukan. Di antara keutamaan menghafal Al Qur’an terdapat dalam hadits berikut.

Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

“Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) Al Qur’an nanti : ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).” (HR. Abu Daud no. 1464 dan Tirmidzi no. 2914. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2240 mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Yang dimaksudkan dengan ‘membaca’ dalam hadits ini adalah menghafalkan Al Qur’an. Perhatikanlah perkataan Syaikh Al Albani berikut dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2440.

“Ketahuilah bahwa yang dimaksudkan dengan shohibul qur’an (orang yang membaca Al Qur’an) di sini adalah orang yang menghafalkannya dari hati sanubari. Sebagaimana hal ini ditafsirkan berdasarkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain, ‘Suatu kaum akan dipimpin oleh orang yang paling menghafal Kitabullah (Al Qur’an).’

Kedudukan yang bertingkat-tingkat di surga nanti tergantung dari banyaknya hafalan seseorang di dunia dan bukan tergantung pada banyak bacaannya saat ini, sebagaimana hal ini banyak disalahpahami banyak orang. Inilah keutamaan yang nampak bagi seorang yang menghafalkan Al Qur’an, namun dengan syarat hal ini dilakukan untuk mengharap wajah Allah semata dan bukan untuk mengharapkan dunia, dirham dan dinar. Ingatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

أَكْثَرَ مُنَافِقِي أُمَّتِي قُرَّاؤُهَا

“Kebanyakan orang munafik di tengah-tengah umatku adalah qurro’uha (yang menghafalkan Al Qur’an dengan niat yang jelek).” (HR. Ahmad, sanadnya hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth).” [Makna qurro’uha di sini adalah salah satu makna yang disebutkan oleh Al Manawi dalam Faidhul Qodir Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 2/102 (Maktabah Syamilah)]

Bagi yang sudah memiliki banyak hafalan, ikatlah hafalan tersebut dengan banyak mengulanginya. Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا مَثَلُ صَاحِبِ الْقُرْآنِ كَمَثَلِ الإِبِلِ الْمُعَقَّلَةِ إِنْ عَاهَدَ عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا وَإِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ

“Sesungguhnya orang yang menghafalkan Al Qur’an adalah bagaikan unta yang diikat. Jika diikat, unta itu tidak akan lari. Dan apabila dibiarkan tanpa diikat, maka dia akan pergi.” (HR. Bukhari no. 5031 dan Muslim no. 789).

Dalam riwayat Muslim yang lain terdapat tambahan,

وَإِذَا قَامَ صَاحِبُ الْقُرْآنِ فَقَرَأَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ذَكَرَهُ وَإِذَا لَمْ يَقُمْ بِهِ نَسِيَهُ

”Apabila orang yang menghafal Al Qur’an membacanya di waktu malam dan siang hari, dia akan mengingatnya. Namun jika dia tidak melakukan demikian, maka dia akan lupa.” (HR. Muslim no. 789)

Al Faqih Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin memiliki kebiasaan menghafal Al Qur’an di pagi hari sehingga bisa menguatkan hafalannya. Beliau rahimahullah mengatakan,

“Cara yang paling bagus untuk menghafalkan Al Qur’an -menurutku- adalah jika seseorang pada suatu hari menghafalkan beberapa ayat maka hendaklah dia mengulanginya pada keesokan paginya. Ini lebih akan banyak menolongnya untuk menguasai apa yang telah dia hafalkan di hari sebelumnya. Ini juga adalah kebiasaan yang biasa saya lakukan dan menghasilkan hafalan yang bagus.” (Kitabul ‘Ilmi, hal. 105, Darul Itqon Al Iskandariyah)


Baca kelanjutannya di sini:
http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/2739-kiat-kiat-mengisi-waktu-pagi.html

Muhammad Abduh Tuasikal
Rumaysho.com

ISLAM BUKAN BUDAYA ARAB

Sally Sety 11 Januari jam 15:57 Balas • Laporkan
Assalamualaikum wrwb,
Ikhwah Fillah...

Pagi ini sebuah email membuat saya sempat kaget, tertegun sekian menit setelah menyaksikan sebuah video tautan dari forum diskusi di Multiply sebagai berikut :http://indonesiancommunity.multiply.com/reviews/item/431 atau tautan Youtube di : http://www.youtube.com/watch?v=_pQg8iU_wM4

Dan false-opini yg saya khawatirkan adalah menganggap Arab = Islam. Tindakan kriminal seorang warga negara Arab yang kebetulan dia berasal dari Royal Family akan dianggap sebagai 'budaya Islam' / 'budaya kekerasan alam Islam'. Sehingga pada diakhir pembuatan opini ini pesan tersimpan yang mau disampaikan melalui alam bawah sadar pembacanya adalah...."Yaa...memang ISLAM itu TERORIS".
Astaghfirullah!!!

Cukuplah kita yang merasakan pedihnya fitnah ini. Dan kita wajib meluruskan. Jangan biarkan generasi anak cucu kita terinfeksi oleh fitnah-fitnah keji macam ini.


ISLAM BUKAN BUDAYA ARAB

Sebagian kaum muslimin agak sulit membedakan antara Islam dengan budaya Arab. Sehingga sering terjadi salah paham terhadap kedua hal tersebut. Budaya Arab terkadang diangggap sebagai Islam, dan sebaliknya Islam dianggap sebagai budaya Arab. Hal ini perlu kita pelajari lebih dalam agar kita dapat membedakan antara agama dan produk budaya.


lebih lanjut di : http://www.facebook.com/topic.php?topic=12742&uid=92410371260

Ditunggu diskusinya ya...

kiamat

Majid-Charis Sky BlackWings 12 Januari jam 9:17 Balas • Laporkan
Al-Quran -demikian juga hadis-hadis Nabi Saw.- yang berbicara panjang lebar tentang hari akhir dari bermacam-macam aspek itu, tidak membicarakan sedikit pun tentang masa kedatangannya. Bahkan secara tegas dalam berbagai ayat serta hadis dinyatakan bahwa tidak seorang pun mengetahui kapan kehadirannya.

Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu tentang hari akhir, kapankah terjadinya? Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahan (ketentuan waktunya) (QS Al-Nazi’at [79]: 42-44).

Sekian banyak ayat Al-Quran yang mengandung makna serupa, demikian pula hadis-hadis Nabi Saw. menginformasikannya. Dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa malaikat Jibril pernah bertanya kepada Nabi Muhammad Saw. -dalam rangka mengajar umat Islam- “Kapan hari kiamat?” Nabi Saw. menjawab: “Tidaklah yang ditanya tentang hal itu lebih mengetabui dari yang bertanya.”

(Diriwayatkan oleh Muslim melalui sahabat Nabi Umar bin Khaththab).

Memang ada beberapa ayat yang menjelaskan bahwa kedatangannya tidak lama lagi. Misalnya surat Al-Isra’ ( 17): 51, “Kapankah itu (hari kiamat)?” Demikian tanya kaum musyrik. Lalu Nabi Saw. diperintahkan oleh Allah untuk menjawab:

Katakanlah, “Boleh jadi ia dekat.”

Surat Al-Qamar (54): 1 juga menyatakan bahwa: Telah dekat hari kiamat dan telah terbelah bulan.

Dan surat Al-Anbiya’ (21): 1, menyatakan: Telah dekat kepada manusia hari perhitungan (kiamat) sedangkan mereka berada dalam kelalaian, lagi berpaling (darinya).

Nabi Saw. juga bersabda:

Aku diutus (dan perbandingan antara masa diutusku dengan) hari kiamat adalah seperti ini (sambil menggandengkan kedua jari-jarinya, yaitu jari telunjuk dan tengah). (Diriwayatkan oleh Muslim melalui Jabir bin Abdillah).

Apakah hadis dan ayat-ayat di atas menunjukkan kedekatan hari akhirat dari segi waktu? Boleh jadi. Tetapi ketika itu tidak dapat dipahami bahwa kedekatan itu hanya dalam arti besok, seribu atau sepuluh ribu tahun ke depan. Kedekatannya boleh jadi juga jika dibandingkan dengan umur dunia yang telah berlalu sekian ratus juta tahun. Tetapi boleh jadi juga hadis dan ayat-ayat tersebut tidak menginformasikan kedekatan dalam arti waktu.

Bila kita cermati tentang kapan hari akhir tiba, maka jawaban yang diperintahkan kepada Nabi Saw. untuk diucapkan adalah “Boleh jadi ia dekat.” Di sisi lain, ayat Al-Qamar dan Al-Anbiya’ di atas, yang menggunakan bentuk kata kerja masa lampau untuk satu peristiwa kiamat yang belum lagi terjadi, mengandung makna kepastian sehingga kedekatan dalam hal ini dipahami dalam arti “pasti kedatangannya”. Karena “segala yang akan datang adalah dekat, dan segala yang telah berlalu dan tidak kembali adalah jauh.”

Agaknya informasi Al-Quran tentang kedekatan ini, lebih dimaksudkan untuk menjadikan manusia selalu siap menghadapi kehadirannya. Karena itu pula, tidak satu atau dua ayat yang menegaskan bahwa kedatangannya sangat tiba-tiba, seperti misalnya firman berikut:

Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka atau kedatangan kiamat kepada mereka secara tiba-tiba sedangkan mereka tidak menghindarinya? (QS Yusuf [ 12]: 107).

Di sisi lain, ditemukan bahwa yang bertanya tentang waktu kedatangannya adalah orang-orang musyrik, bukan orang beriman.

Orang-orang yang tidak beriman menyangkut hari kiamat, meminta supaya hari itu segera didatangkan, sedangkan orang-orang yang beriman merasa takut akan kedatangannya Mereka yakin bahwa kiamat adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa orang-orang yang membantah tentang terjadinya kiamat benar-benar dalam kesesatan yang jauh (QS Al-Syura [42]: 18).

Ketakutan tentang hari kiamat akan mengantarkan orang yang percaya untuk berbuat sebanyak mungkin amal ibadah, sehingga mereka dapat menggapai kebahagiaan abadi di sana.

ISLAM DAN PEDANG

Sally Sety 14 Januari jam 11:48 Balas • Laporkan
Assalamualaikum wrwb,

Ikhwah fillah...
Pernyataan bahwa Islam tersiar dengan pedang, merupakan suatu kesalahan nyata kaum orientalis dan para penulis lainnya. Mereka berusaha mengelabui dan mencampuradukkan antara penaklukan-penaklukan wilayah dengan dakwah Islam.

Dalam sejarah Islam, pertama kali pedang digunakan untuk membela risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah perang badar. Kaum Muslimin pada waktu itu bukanlah pihak pertama yang memusuhi dan melakukan penyerangan. Mereka berperang untuk membela eksistensi risalah yang dibawa oleh Rasulullah yang mereka imani, dan mereka sebelumnya terpaksa melakukan hijrah meninggalkan kampung halamannya dengan membawa aqidah yang diimaninya.

Mereka yag mengamati dengan teliti perjalanan dakwah itu mengetahui dengan pasti, bawha peperangan antara muslimin dengan kafirin setelah perang badar dilakukan semata-mata untuk membela aqidah mereka. Dengan kata lain, peperangan yand dilakukan kaum muslimin hakikatnya bersifat defensif. Kemudian, ketika Islam telah tersiar dan menyebar meliputi jazirah Arabia dan penaklukan-penaklukanpun terjadi, maka penaklukan itu sendiri bukanlah dengna tujuan meyiarkan agama Islam dengna kekuatan pedang, melainkan dilakukan untuk menumbangkan par apenguasa yagn zalim dan mengangkat harkat dan martabat manusia dari lembah kehinaan dan ketertindasan yang mereka alami. Dalam penaklukan tersebut tentara Islam tidak mengharuskan atau mewajibkan penduduk kota yang di taklukkan untuk memeluk Islam, tidak pula mereka melakukan pembunuhan semena-mena terhadap penduduk non-muslim. Dengna demikian penaklukan Islam terhadap suatu negeri, kabilah atau suatu bangsa pada kenyataannya tidak mengubah nonmuslim menjadi muslim. Jadi, tujuan penaklukan itu tidak lain adalah meluaskan keadilan dan ketentraman diseluruh penjuru dunia. Mereka tak dapat membiarkan kedzaliman menindas manusia, dimanapun adanya.

Methode dakwah mengajak kepada Islam jauh sekali dari penumpahan darah. Tak sebilah pedangpun perlu terhunus untuk itu. Methode penyampaian dakwah Islam telah diatur dengna penuh kearifan dalam Al Qur’an. Dan aturan itu justru jauh lebih baik dan lebih efektif daripada dengan menggunakan pedang ataupun kekerasan.

(selanjutnya....)
http://www.facebook.com/group.php?v=app_2373072738&ref=ts&gid=92410371260#/topic.php?uid=92410371260&topic=12786

Kami tunggu diskusinya.
Wassalam wrwb,
Admin Grup

Lalat & Secangkir Kopi

Sally Sety 19 Januari jam 19:03 Balas • Laporkan
Assalamualaikum wrwb,
Ikhwah Fillah....

Ingatkah pada cerita "Lalat dan secangkir kopi" ? Ya, cerita ini sudah beredar sekitar September tahun 2006. Dan pada akhir 2008 kita menyaksikan kebiadaban Israel pada rakyat Palestina di Gaza. Alasan agresi Israel ke Gaza seperti yang dinyatakan oleh Tzipi Livni-Menlu Israel saat itu adalah karena serangan misil-misil Hamas ke wilayah Israel. Benar atau tidak? tidak terbukti, yang jelas balasan agresi Israel terhadap warga sipil Palestina sudah kelewat batas.

Nah, berikut saya postingkan kembali cerita Lalat & Secangkir Kopi tersebut.
----------------------------------------------------------------------------
Apa yang terjadi jika seekor lalat jatuh dalam secangkir kopi ?

Orang Inggris : Membuang isi cangkir tersebut di jalan dan tidak akan
kembali ke kedai kopi tersebut selamanya.

Orang Amerika : Membuang lalat tersebut dan meminum kopinya.

Orang China : Menelan lalat tersebut dan meminum kopinya.

Orang Israel :

- Menjual kopi tersebut ke Amerika dan menjual lalat ke China.
- Menangis di seluruh media dunia dan mengatakan bahwa mereka dalam bahaya.
- Menuduh orang Palestina, Hisbullah, Syiria dan Iran telah menggunakan
senjata serangga.
- Tetap menangis akibat antisemit dan pelanggaran hak asasi manusia.
- Meminta Presiden Palestina untuk menghentikan pembiakan lalat di
cangkir-cangkir kopi.
- Menduduki kembali West Bank, Garis Gaza.
- Menghancurkan rumah-rumah, tanah pertanian, memutus aliran air dan listrik penduduk Palestina, menembak orang Palestina secara acak.
- Meminta AS untuk mengirimkan bantuan militer dan pinjaman 1 juta dollar untuk membeli cangkir kopi baru.
- Meminta UN untuk menghukum pemilik kedai kopi dengan denda membuatkan secangkir kopi gratis selama 1 abad.
- Yang akhir tapi bukan terakhir, menuduh seluruh dunia yang hanya diam saja bahkan sama sekali tidak bersimpati kepada Negara Israel.

dibalik kesulitan, ada kemudahan yang begitu dekat

Majid-Charis Sky BlackWings 20 Januari jam 9:30 Balas • Laporkan
Seringkali kita berputus asa tatkala mendapatkan kesulitan atau cobaan. Padahal Allah telah memberi janji bahwa di balik kesulitan, pasti ada jalan keluar yang begitu dekat.

Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5)

Ayat ini pun diulang setelah itu,

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6)

Mengenai ayat di atas, ada beberapa faedah yang bisa kita ambil:

Pertama: Di balik satu kesulitan, ada dua kemudahan

Kata “al ‘usr (kesulitan)” yang diulang dalam surat Alam Nasyroh hanyalah satu. Al ‘usr dalam ayat pertama sebenarnya sama dengan al ‘usr dalam ayat berikutnya karena keduanya menggunakan isim ma’rifah (seperti kata yang diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Jika isim ma’rifah diulang, maka kata yang kedua sama dengan kata yang pertama, terserah apakah isim ma’rifah tersebut menggunakan alif lam jinsi ataukah alif lam ‘ahdiyah.” Intinya, al ‘usr (kesulitan) pada ayat pertama sama dengan al ‘usr (kesulitan) pada ayat kedua.

Sedangkan kata “yusro (kemudahan)” dalam surat Alam Nasyroh itu ada dua. Yusro (kemudahan) pertama berbeda dengan yusro (kemudahan) kedua karena keduanya menggunakan isim nakiroh (seperti kata yang tidak diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Secara umum, jika isim nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua berbeda dengan kata yang pertama.” Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena berulang.[1] Ini berarti ada satu kesulitan dan ada dua kemudahan.

Dari sini, para ulama pun seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.” Asal perkataan ini dari hadits yang lemah, namun maknanya benar[2]. Jadi, di balik satu kesulitan ada dua kemudahan.

Note: Mungkin sebagian orang yang belum pernah mempelajari bahasa Arab kurang paham dengan istilah di atas. Namun itulah keunggulan orang yang paham bahasa Arab, dalam memahami ayat akan berbeda dengan orang yang tidak memahaminya. Oleh karena itu, setiap muslim hendaklah membekali diri dengan ilmu alat ini. Di antara manfaatnya, seseorang akan memahami Al Qur’an lebih mudah dan pemahamannya pun begitu berbeda dengan orang yang tidak paham bahasa Arab. Semoga Allah memberi kemudahan.

Kedua: Akhir berbagai kesulitan adalah kemudahan

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.”[3] Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran, “Badai pastilah berlalu (after a storm comes a calm), yaitu setelah ada kesulitan pasti ada jalan keluar.”

Ketiga: Di balik kesulitan, ada kemudahan yang begitu dekat

Dalam ayat di atas, digunakan kata ma’a, yang asalnya bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai kesulitan”. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan, “Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob (yang berlika-liku dan sempit, pen), kemudahan akan turut serta memasuki lubang itu dan akan mengeluarkan kesulitan tersebut.”[4] Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan sulit untuk dilewati karena berlika-liku (zig-zag). Namun kemudahan akan terus menemani kesulitan, walaupun di medan yang sesulit apapun.

Allah Ta’ala berfirman,

سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7) Ibnul Jauziy, Asy Syaukani dan ahli tafsir lainnya mengatakan, “Setelah kesempitan dan kesulitan, akan ada kemudahan dan kelapangan.”[5] Ibnu Katsir mengatakan, ”Janji Allah itu pasti dan tidak mungkin Dia mengingkarinya.”[6]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً

“Bersama kesulitan, ada kemudahan.”[7] Oleh karena itu, masihkah ada keraguan dengan janji Allah dan Rasul-Nya ini?

Rahasia Mengapa di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat

Ibnu Rajab telah mengisyaratkan hal ini. Beliau berkata, “Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Inilah hakekat tawakkal pada-Nya. Tawakkal inilah yang menjadi sebab terbesar keluar dari kesempitan yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).”[8] Inilah rahasia yang sebagian kita mungkin belum mengetahuinya. Jadi intinya, tawakkal lah yang menjadi sebab terbesar seseorang keluar dari kesulitan dan kesempitan.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang sabar dalam menghadapi setiap ketentuan-Mu. Jadikanlah kami sebagai hamba-Mu yang selalu bertawakkal dan bergantung pada-Mu. Amin Ya Mujibas Saa-ilin.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.



-Begitu nikmat setiap hari dapat menggali faedah dari sebuah ayat. Semoga hati ini tidak lalai dari mengingat-Nya-

taubat

Majid-Charis Sky BlackWings 22 Januari jam 8:17 Balas • Laporkan
Segeralah Bertaubat. “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu kedalam sorga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia ; sedangkan cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka menyatakan : “Ya Tuhan kami sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami ; Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatu “. ( Qs At Tahrim-8 ).

Betapa maha agung dan maha kayanya Allah Azza Wajalla yang melimpahkan nikmat yang besar bagi manusia yang menyegerakan untuk bertaubat. Seperti kita ketahui umat manusia menjalani kehidupan demi kehidupan ini, yang perjalanan pertamanya adalah kelahiran, kematian dan akhirnya dibangkitkan kembali untuk menjalani kehidupan diakhirat. Pernahkah kita tanyakan pada diri sendiri akan seperti apa kehidupan dialam akhirat itu nantinya ?. Sudah sampai dimanakah usaha kita dalam mempersiapkan bekal untuk keakhirat menunggu perhitungan amal ?, kelak ada manusia yang berbahagia dan tempat kembalinya adalah sorga. Tetapi tidak sedikit pula manusia yang mengalami kerugian sehingga dilemparkan kedalam Neraka Jahanam. Yang pasti, orang-orang yang beriman dan beramal shaleh serta selalu menjauhi larangan Allahlah yang akan mendapat jaminan kebahagiaan kehidupan diakhirat kelak.

Dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman dan bertaqwa, sebaliknya adalah kenikmatan, kesenangan bagi orang-orang yang membelakangi Allah dan Rasulnya. Sampai dunia kiamatpun orang-orang fasik, kafir dan pendusta agama itu tidak akan rela dan mau kita ajak kejalan Allah yang lurus ini ( Islam ). Kalaupun ada diantara mereka yang mau tidak mustahil sifat munafik, ujub, hubud dunia dsb akan dengan mudahnya menyerang mereka. Benar kata sebahagian orang, yang namanya anjing (maaf) tetap saja menyalak dan menggonggong tampa pandang waktu dan tempat. Sebagai umat Islam, didalam mengarungi kehidupan ini kita tentu harus mempersiapkan segala sesuatu sebagai bekal yang pada hari itu (Hisab) sangat menolong sekali. Dia itu berupa Iman, Ilmu dan selalu Beramal Shaleh. Jelasnya, keimanan yang dipagari dan dihiasi dengan prilaku terpuji dalam wujud amal shaleh, pasti akan mengarak kita pada keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia ini dan diakhirat nanti.

Pintu gerbang dari amal shaleh itu adalah taubat, yang selalu menunjukan sikap mengharapkan ridho Allah semata, Allah dan Rasulnya sangat menyukai orang yang bertaubat yang selalu menjaga amalanya itu dari apa-apa yang merusaknya. Dengan sangat jelas Allah menerangkan perihal bertaubat ini dalam Qs Al Baqarah-222 “ Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang bertaubat kepada-Nya dan dia menyukai orang-orang yang membersihkan dirinya “. Sedangkan didalam Qs An Nisa-110 Allah memberi kemudahan jalan bagi para pendosa kelas teri maupun kelas kakap yang ingin bertaubat dengan berfirman “ Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampun pada Allah (taubat), niscaya dia mendapati Allah maha pengampun lagi maha penyayang “.

Dengan keimanan yang benar dapat kita mengambil hikmah dari dua firman Allah diatas. Bahwa Allah itu menyukai, menyenangi, mencintai serta memberi ampunan bagi manusia yang memperhatikan dan menyegerakan perihal bertaubat ini, tentu Taubatan Nasuha (sungguh-sungguh) dan bukan taubat seperti apa yang diistilahkan dengan taubat sambal (lado), hari ini kapok kepedasan besoknya nyari lagi, hari ini taubat besoknya maksiat lagi, bulan ini taubat, dua, tiga bulan kedepanya mulai lagi mencari harta dengan jalan yang salah, korupsi, pungli, menipu dsb. Maka orang-orang seperti inilah yang akan menjadi kayu bakar api neraka kelak. Korupsi, kolusi dan sejenisnya adalah virus besar bangsa Indonesia saat ini. Korupsi berarti penyelewengan atau pengelapan uang negara, perusahaan dsb untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Jelas, tindakan korupsi ini merupakan penyimpangan dari kesucian ajaran Islam yang menuntut kejujuran dan kesungguh-sungguhan dalam berusaha. Namun, yang sangat kita sayangkan para pelakunya sendiri banyak dari umat Islam yang sudah dihinggapi penyakit Hubud Dunia dan berprilaku Hedonisme yang suka menghambur-hamburkan harta secara boros&berlebihan. Harapan kita semoga mereka menyegerakan perihal bertaubat ini sebelum ajal datang menjemput.

Taubat, merupakan suatu proses menyadari kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuat, dan terus berupaya sekuat hati, tenaga dan pikiran untuk tidak dan tidak melakukanya lagi. Jelasnya, permohonan ampun kepada Allah Swt atas kesalahan, dosa-dosa dan kekhilafan yang telah terlanjur dilakukan baik dengan sengaja maupun tampa sengaja dan berjanji pada diri sendiri, Allah sebagai saksi untuk tidak mengulanginya lagi baik dosa kecil apalagi dosa besar. Dan selalu berkeyakinan bahwa Allah itu maha penyayang dan maha pengampun, seperti yang difirmankan Allah dalam Qs At Tahrim ayat 8, diawal tulisan ini. Bahkan Rasulullah Saw menguatkannya dengan bersabda “ Innallaha yakballu taubatal abdi mayuqarqir. “Sesungguhnya Allah menerima taubat hambanya selagi ia belum tercungap-cungap hendak mati (nyawanya berbolak-balik dikerongkongan). ( HR. Ahmad).

Taubat merupakan suatu proses penyadaran atas dosa-dosa yang telah diperbuat, dengan menyegerakan mohon ampun dan meminta tolong hanya pada Allah, (Qs An Nahl ayat 16 ) bersegera berbuat baik dan mengadakan perbaikan, dengan sebenar-benarnya, sesuai keadaan, tidak melampaui batas dalam berbuat dan berprilaku dan selalu mensyukuri nikmat serta bertawakal hanya pada-Nya. Selain itu juga dituntut kesabaran yang benar menurut Islam, ciri orang yang beiman itu salah satunya selalu menetapkan kesabaran dalam batas-batas yang dianjurkan Al Quran dan Sunah Saw. Dan yang sangat perlu sekali diperhatikan adalah berusaha secara kontiniu untuk selalu berada dijalur kebaikan, beramar makruf dan bernahi mungkar, agar Allah Swt terus menerus pula mengalirkan hikmah khususnya untuk diri sendiri.

Agar taubat kita diterima Allah Swt dan tercatat sebagai Taubatan Nasuha ada beberapa syarat mutlak yang harus dipenuhi diantaranya, harus menghentikan perbuatan dosa, baik dosa kecil apalagi dosa besar, harus pula dengan sesungguhnya menyadari dosa yang telah diperbuat sebelumnya, serta mengakarkan dalam niat untuk tidak mengulanginya lagi, mengantinya dengan aneka macam perbuatan makruf, dan meminta maaf pada manusia yang pernah dizaliminya serta mengembalikan hak-hak orang lain yang pernah dimakan atau diambilnya. Ada empat macam orang yang wajib bagi Allah tidak memasukan mereka kedalam sorga dan juga tidak akan merasakan kenikmatanya yaitu (1).Pecandu minuman keras. (2).Pemakan harta riba.(3).Pemakan harta anak yatim tampa alasan yang dibenarkan syarak.(4).Seorang anak yang selalu menyakiti kedua orang tuanya. ( HR. Al Hakim ). Semoga pembaca sekalian tidak termasuk kedalam empat golongan manusia diatas. Kalaupun ada bersegeralah untuk bertaubat dan minta ampun.

Keinginan manusia secara umum termasuk penulis sendiri adalah selamat didunia dan sejahtera, damai dan tentram diakhirat. Oleh karena itu sikap prilaku makruf atau mungkar, pasti akan memiliki efek yang berbeda baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Yang harus dipahami sekali oleh setiap muslim/muslimah adalah semakin banyak prilaku baik yang ditanam dalam diri, pasti akan semakin baik pula lingkungan masyarakat yang tercipta. Oleh karena itu, marilah kita mulai menyegerakan masalah bertaubat ini yang diiringi dengan berakhlakul karimah mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan kita masing-masing. Allah Hu A’llam.

Istilah-istilah Bahasa Arab

Sally Sety 23 Januari jam 16:33 Balas • Laporkan
“Assalaamu’alaikum akhi…..”

“Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakkatuh….”

“ Bagaimana keadaan antum hari ini..?”

“Khoir, alhamdulillah….syukran katsiran….”

“Akhi, antum sudah lama ngaji…?”

“Ana baru-baru aja kog akh, ‘afwan, antum kog tanya seperti itu kepada ana..?”

“Ngak, ana nggak punya maksud buruk kog akh, ana hanya ingin menggembirakan hati ana karena Allah ‘Azza wa Jalla telah memberikan hidayah-Nya kepada kita….”

“Na’am akhi…ana juga bersyukur sekali Allah subhaanahu wa ta’ala masih memberikan kesempatan buat ana untuk meniti jalan Sunnah yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam….”

“Ya…subhaanallah…semoga Allah meneguhkan diri antum dan diri ana agar terus diistiqomahkan….”

“Jazakallhu khoiran katsiiran ya akh…..”

“Waiyyakum…”



Kita pasti sudah sering sekali mendengar kata-kata atau pembicaraan diatas bahkan tidak kita pungkiri kita sendiri juga pasti sering mengucapkannya. Ya, perwakilan sebagian kecil dari kata-kata diatas ini sering terucap oleh kita yang terbiasa dalam lingkungan taklim/pengajian.

Namun jika kita teliti lebih jauh saat kita sudah terbiasa mengucapkan kata-kata yang baik seperti diatas, yang kemudian apabila jika ditanya oleh orang lain, apa artinya…?…apa maknanya…?…apa maksudnya…?…dan yang lain… Kitapun diam beribu bahasa (karena baru mengaji terus kita belum mengilmui arti dan makna kata-kata itu [semoga Allah memudahkan kita untuk memahaminya] ) karena tidak mengetahui artinya….Duuh, malu juga....., padahal sering diucapkan… (^_^)

Sengaja saya memaparkan masalah kecil ini untuk kemaslahatan buat kita semua agar lebih menguasai dan memahami arti dan makna-makna kata-kata yang ahsan diatas itu. Diantaranya sedikit arti dari kata-kata tsb adalah ;


‘Azza wa Jalla : Maha Mulia dan Maha Agung.

Shallallahu ‘alaihi wasallam : Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam sejahtera kepada beliau.

Subhanahu wa Subhanahu wa Ta’ala : Maha suci Allah dan Maha tinggi.

Subhanallah : Maha suci Allah.

Subhanahu wa Ta’ala : Maha Tinggi.

Khoir : baik

Shahih : benar

Afwan : Maaf

Akhi : saudaraku (sebutan unt laki-laki)

Ukhtie : saudaraku (sebutan unt perempuan)

Syukran / syukran katsiran : terima kasih / terima kasih banyak

Na’am : benar, Ya

Waiyyakum : untukmu pula

Wallahu a’ lam bishshowab : hanya Allah saja yang lebih tahu kebenarannya

Jazakallahu khoiran katsiran : semoga Allah memberikan balasan kepada Anda yang lebih baik dan lebih banyak

Jazakillah : semoga Allah memberikan balasan kepada Anda (unt perempuan)

Syukran : terimakasih. Maaf : afwan

Ketika mengucap 'syukran' biasanya akn dijawab 'afwan'. Afwan disini bukan berarti sbuah pemintaan maaf. Tp lebih kepada sebuah istilah untuk menunjukkan rendah hati. Kurang lebih artinya begini, "maaf...hanya ini yg bisa saya berikan".


Dan masih banyak lagi kata-kata yang baik yang sering kita ucapkan sehari-harinya. Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan dari diri saya, semoga Allah menambahkan ilmu dan pemahaman yang benar kepada kita semuanya.

http://www.facebook.com/topic.php?topic=12956&uid=92410371260#/topic.php?uid=92410371260&topic=12956

Cara Hadapi Upaya Provokasi Radikalisme Umat Islam

Sally Sety 25 Januari jam 7:05 Balas • Laporkan
Assalamualaikum wrwb,
Ikhwah Fillah…

Berkali-kali masuknya himbauan saudara-saudara kita ke Grup ini bahkan juga melalui SMS terhadap sebuah Blog yang menghina Islam (http://beritamuslim.wordpress.com/), menunjukkan adanya keresahan yang cukup dalam terhadap aktifitas blog tersebut yang sudah bisa dikategorikan sebagai tindakan pelecehan, penistaan, penghinaan, penghasut kebencian terhadap sebuah kepercayaan/keyakinan. Tindakan yang mereka lakukan merupakan upaya provokasi dan mendorong radikalisasi umat Islam.

Melalui grup ini kami mengajak Ikhwah sekalian untuk memberikan saran sebagai langkah terbaik menyikapi aktifitas mereka. Perlu digaris bawahi, yang mereka lakukan adalah upaya provokasi dan mendorong radikalisasi umat Islam.

Sebelum menginjak pada langkah apa yang akan diambil terhadap Blog Penghina Islam tersebut, maka kami menyarankan untuk membaca beberapa regulasi di negara ini yang ada kaitannya.

UU ITE :
http://www.ziddu.com/download/8303058/Undang-Undang ITE.pdf.html

KUHP :
(cari di google dgn key word KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) )

PENPRES No.1 Th.1965
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/penpres_1_1965.htm

Kami tunggu saran & diskusinya di :
http://www.facebook.com/inbox/?ref=mb#/topic.php?uid=92410371260&topic=12987

Rindu kepada kediaman Allah

Majid-Charis Sky BlackWings 26 Januari jam 10:56 Balas • Laporkan
Ketahuilah OlehMU

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...
Allah SWT sudah menghitung airmatamu.

Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja...
Allah SWT sedang menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon...
Allah SWT selalu berada disampingmu.

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi...
Allah SWT punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Allah SWT dapat menenangkanmu.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan...
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur...
Allah SWT telah memberkatimu.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan
kau dipenuhi ketakjuban...
Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...
Allah SWT TAHU .......

Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda, Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat...

(diambil dari catatan saiia sendiri...)

Allah knows you

Allah knows you

Majid-Charis Sky BlackWings 26 Januari jam 10:56 Balas • Laporkan
Ketahuilah OlehMU

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...
Allah SWT sudah menghitung airmatamu.

Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja...
Allah SWT sedang menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon...
Allah SWT selalu berada disampingmu.

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi...
Allah SWT punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Allah SWT dapat menenangkanmu.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan...
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur...
Allah SWT telah memberkatimu.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan
kau dipenuhi ketakjuban...
Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...
Allah SWT TAHU .......

Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda, Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat...

(diambil dari catatan saiia sendiri...)

nilai diri

Sally Sety 27 Januari jam 7:51 Balas • Laporkan
Assalamualaikum wrwb.
Ikhwah Fillah....

Berikut posting posting dari Grup PITI, semoga bermanfaat bagi kita.
----------------------------------------------------------------------------------
(Akhi Robert Xu Jiantou 27 Januari jam 8:36)

NILAI DIRI

Suatu ketika, ada seorang kakek yang sedang berada di sebuah taman kecil. Di dekatnya terdapat beberapa anak yang sedang bermain pasir, membentuk lingkaran. Sang kakek lalu menghampiri mereka, dan berkata: “Siapa yang mau uang Rp. 10.000!!”

Semua anak berhenti bermain dan serempak mengacungkan tangan.

Ia lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang, tapi setelah kalian semua melihat ini dulu.”
Kakek tua itu lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Di remasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang ini ?”

Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan.“

“Tapi, kalau kakek injak dan uangnya tambah lusuh bagaimana?“ Lalu, kakek itu malah menjatuhkan uang itu ke tanah dan menginjaknya dengan sepatu. Di pijak dan di tekannya keras-keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat Ia lalu mengambil kembali uang itu. Dan ia kembali bertanya,“Siapa yang masih mau uang ini?”

Dan tetap saja, anak-anak itu mengacungkan jari mereka tanda mereka masih mau dengan uang tersebut walaupun sudah lusuh dan kotor….

Saudaraku, dari cerita di atas kita dapat belajar sesuatu yang sangat berharga. Apapun yang dilakukan Si Kakek, semua anak akan tetap menginginkan uang itu. Sebab tindakan itu tak akan mengurangi nilai dari uang yang akan diberikan Sang Kakek. Walaupun lusuh dan kotor, uang itu tetap berharga Rp. 10.000

Seringkali dalam hidup ini kita merasa lusuh, kotor, tertekan, terinjak ataupun tak kuasa atas segala keputusan yang telah kita ambil. Kita juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan-Nya. Kita seringkali merasa tak berguna, kotor, dan tak berharga di mata orang lain. Kita merasa di sepelekan, diacuhkan dan tak dipedulikan oleh keluarga, teman, bahkan oleh lingkungan kita. Namun, percayalah, apapun yang terjadi, atau “bakal terjadi”, kita tak akan pernah kehilangan nilai kita di mata Alloh.

Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu ada kesempatan bagi kita untuk maaf dan ampunan-Nya. Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari apa yang kita dapat. Nilai diri kita di mata Alloh tidak diukur dari sempurnanya fisik kita, dari rapihnya pakaian kita, dari tingginya jabatan kita. Namun nilai diri kita ditentukan oleh seberapa besar usaha kita memberi bobot pada diri kita yaitu nilai keimanan dan ketaqwaan kita, bukan pada kenampakan fisik semata…

Wallohu a’lam bishshowab.....

Tidur Sehat

Majid-Charis Sky BlackWings 27 Januari jam 18:24 Balas • Laporkan
Tidur Rosululloh saw merupakan cara tidur yang sangat baik bagi kesehatan, setiap posisi dan waktu yang beliau pilih untuk tidur sangat bermakna bagi kesehatan bahkan jauh sebelum ilmu kedokteran berkembang seperti sekarang. Ibnu Qoyyim berkata, “Barangsiapa yang memperhatikan pola tidur dan bangun beliau, niscaya mengetahui bahwa tidur beliau tersebut paling proporsional dan paling ber-manfaat untuk badan, organ, dan kekuatan.
Posisi tidur Nabi saw adalah miring kesebelah kanan Kemudian, beliau berbalik bertumpu sedikit pada sisi kiri, supaya dengan begitu proses pencernaan lebih cepat karena condongnya lambung di atas hati. Kemudian beliau kembali tidur bertumpu pada sisi kanan lagi, agar makanan segera larut dari lambung; jadi posisi permulaan dan posisi terakhir tidur bertumpu pada sisi kanan. Selain bermanfaat bagi pencernaan paling tidak ada 3 manfaat lain yang dapat diambil dari posisi tidur miring kesebelah kanan.

Untuk jalan nafas tidur miring mencegah jatuhnya lidah kebelakang yang dapat menyumbat jalan nafas. Lain halnya jika tidur pada posisi terlentang maka relaksasi lidah pada saat tidur dapat mengakibatkan penghalangan jalan nafas, penampakan dari luar berupa mendengkur. Orang yang mendengkur mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen malah kadang-kadang dapat terjadi henti nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkan orang yang tidur dengan posisi demikian. Orang tersebut biasanya akan bagun dengan keadaan pusing karena kurangnya pasokan oksigen ke otak. Tentunya ini sangat mengganggu tidur kita.
untuk jantung, tidur miring kesebelah kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya ini karena posisi jantung yang memang berada lebih disebelah kiri. Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan karena darah yang masuk ke atrium juga banyak, sebab paru-paru kanan berada diatas sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.

Bagi kesehatan paru-paru: paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-paru kanan. Jika tidur miring kesebelah kanan, jantung akan jatuh kesebelah kanan, itu tidak menjadi masalah karena paru-paru kanan besar, lain halnya kalau bertumpu pada sebelah kiri, jantung akan menekan paru kiri yang berukuran kecil, tentu ini sangat tidak baik.
Selain posisi tidur yang miring kekanan Nabi saw juga meluruskan punggungnya pada saat tidur, manfaatnya adalah supaya organ-organ dalam tidak tertekan, posisi tersebut juga melancarkan peredaran darah.
Sedikit menekuk kaki
di dunia kedokteran seorang dokter akan meminta pasien menekuk kakinya jika dokter tersebut akan memeriksa perut pasien. Fungsi dari sedikit menekuk kaki adalah untuk mengendurkan otot-otot perut sehingga lebih mudah untuk diperiksa. Menekuk kaki sedikit pada saat tidur menolong organ-organ dan otot otot perut itu sendiri untuk relaksasi lebih sempurna. Sehingga tidur kita lebih nyaman.
Menggunakan telapak tangan sebagai bantal.
Kita tentu sering dengar bahwa posisi leher sangat mempengaruhi kualitas tidur. Leher yang tidak lurus pada saat tidur menyebabkan sakit leher pada saat bangun dan biasanya ini menetap beberapa lama sehingga mengganggu aktifitas. Maha suci Allah yang menciptakan tangan sedemikian rupa sehingga apabila kita melihat orang yang tidur dengan telapak tangan maka antara kepala, leher dan punggung tercipta garis lurus.

semoga dapat berguna...

Perbanyaklah Shalawat Pada Hari Jum'at

Sally Sety 29 Januari jam 7:38 Balas • Laporkan
Hari jum’at adalah sayyidul ayyaam (pemimpin hari) dan hari yang paling agung dan paling utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pada hari yang mulia dan agung ini kita diperintahkan untuk memperbanyak shalawat untuk manusia yang paling mulia dan agung, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat di hari Jum'at, karena shalawat akan disampaikan kepadaku…." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)

Memperbanyak shalawat untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Jum'at yang menjadi sayyidul ayyam menunjukkan kemuliaan pribadi beliau shallallahu 'alaihi wasallam sebagai sayyidul anam (pemimpin manusia).

Shalawat termasuk ibadah yang paling afdhal. Dan dilaksanakan pada hari Jum'at jauh lebih utama daripada dilaksanakan pada hari selainnya, karena hari Jum'at memiliki keistimewaan dibandingkan hari yang lain. Dan melaksakan amal yang afdhal pada waktu yang afdhal adalah lebih utama dan lebih bagus. (lihat 'Aunul Ma'bud: 2/15)

Setiap kebaikan yang diperoleh seorang hamba dalam urusan diennya adalah berkat jasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau telah berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mendakwahkan dan menyebarkan Islam. Berkat kerja keras beliau dalam dakwah, kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian dan tantangannya, Islam bisa sampai kepada kita. Sebagai bentuk syukur dan terima kasih kita kepada beliau, Allah perintahkan bershalawat untuk beliau shallallahu 'alaihi wasallam.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)

Kapan mulai membaca shalawat?

Membaca shalawat untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Jum'at bisa dimulai sejak malam harinya. Hal ini didasarkan pada hadits Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda;

أَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَىَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ فَمَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

"Perbanyaklah shalawat kepadaku pada pada hari Jum'at dan malam Jum'at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kalim niscaya Allah bershalwat kepada sepuluh kali." (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Kubranya dan dinytakan oleh Syaikh al Albani dalam Ash Shahihah, sanadnya shalih).

Dari Aus bin Aus radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Di antara hari terbaik kalian adalah hari Jum'at, . . . maka perbanyaklah shalawat atasku pada hari itu, karena shalawatmu akan disampaikan padaku."

Para shahabat berkata: "Ya Rasulallah, bagaimana shalawat kami atasmu akan disampaikan padamu sedangkan kelak engkau telah lebur dengan tanah?"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi memakan jasad para Nabi." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dengan sanad yang shahih)

Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad hasan, dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلَّا رَدَّ اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ

"Tak seorang pun yang mengucapkan salam kepadaku melainkan Allah mengembalikan ruhku kepadaku hingga aku menjawab salamnya." (HR. Abu Dawud, dishahihkan an Nawawi dalam Ar Riyadl dan dihasankan oleh al Albani dalam Shahih al Jaami', no. 5679)

Dari Abdullah bin Amr bin al Ash radhiyallahu anhuma, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah bershalawat baginya dengan itu sepuluh kali." (HR Muslim)

Bentuk ucapan shalawat :

Di antara bentuk shalawat terbaik adalah yang terdapat dalam Shahihain, dari Ka'b bin 'Ujrah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar menemui kami, lalu kami berkata: "Ya Rasulallah, kami telah mengetahui bagaimana kami memberi salam kepadamu, maka bagaimana kami bershalawat atasmu?"

Beliau menjawab : "Ucapkanlah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allaahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shallayta 'alaa aali Ibraahiim. Innaka hamiidum majiid. Allaahumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarakta 'alaa aali Ibraahiim. Innaka hamiidum majiid.

"Ya Allah sampaikanlah shalawat atas Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau telah sampaikan shalawat atas Nabi Ibrahim dan keluarga-Nya. Sesungguhnya Engkau Dzat Mahaterpuji lagi Mahaagung. Ya Allah, berikah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Dzat Mahaterpuji lagi Mahaagung." (HR Bukhari dan Muslim)

Di antara bentuk shalawat dan salam yang paling pendek atau ringkas adalah:

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ

صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ

عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ

Imam an Nawawi rahimahullah berkata: "apabila salah seorang kalian bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, hendaklah ia menggabungkan antara shalawat dan salam. Tidak boleh ia hanya mengucapkan صَلَّى اللهُ عَلَيهِ saja atau عَلَيْهِ السَّلاَمُ saja." (Shahih al Adzkaar: I/325)

Ibnu Shalah rahimahullah berkata, "sebaiknya penulis hadits dan para penuntut ilmu menulis shalawat serta salam atas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (dengan lengkap), dan ketika menyebutnya jangan bosan mengulang-ulangnya, karena yang demikian itu sangat besar manfaatnya yang akan segera dirasakan oleh penuntut ilmu dan (hadits) dan penulisnya. Barangsiapa yang lalai, maka ia tercegah mendapat pahala yang besar, hendaklah ia tidak memotongnya/tidak menyingkat ketika menulisnya." (Ilumul Hadits, karya Ibnu Shalah, hal. 124)

Seseorang yang ingin bershalawat, tidak boleh membuat shalawat-shalawat yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Shalawat merupakan ibadah, dan ibadah dasarnya adalah ittiba' (mengikuti contoh Nabi). Dan di antara bentuk shalawat yang tidak dicohtohkan adalah Shalawat Badar, Shalawat Nariyah, Shalawat Fatih, dan lainnya.

(PurWD/voa-islam.com)
http://voa-islam.com/trivia/ibadah/2010/01/28/2952/perbanyaklah-shalawat-pada-hari-jum%27at/

KEKUATAN ISLAM

Majid-Charis Sky BlackWings 29 Januari jam 9:40 Balas • Laporkan
[2:249] Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."

[2:250] Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdo'a: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."

[2:251] Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.

[2:252] Itu adalah ayat-ayat dari Allah, Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.

[37:1] Demi (rombongan) yang ber shaf-shaf dengan sebenar-benarnya

[37:2] dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan ma'siat),

[37:3] dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran,

[37:4] Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.

****************************


Peperangan dalam bentuk apapun, apakah perang fisik, juga perang ekonomi, perang berita dan opini maupun perang pemikiran memerlukan kesatuan tenaga dan dan semua sumberdaya untuk bersama-sama menggempur musuh sesuai dengan taktik dan strategi.

Pada kesatuan apapun mulai dari Pertahanan Sipil sampai kesatuan tempur yang turun ke medan laga, ketrampilan dasar yang perlu dikuasai adalah baris-berbaris. Ini adalah ketrampilan dasar yang pertama kalinya harus dikuasai, sebelum seterusnya menguasai berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang lebih lanjut.

Anggota barisan dilatih untuk bergerak serentak berdasarkan aba-aba. Semua anggota pasukan tidak boleh bergerak, sebelum aba-aba satu suku kata “ Grak “ diteriakkan oleh Komandan.

Dan ini sejalan dengan latihan mengikuti aba-aba gerakan pada shalat berjama’ah. Imam mengucapkan suku kata terakhir ; Allahu akbar , Sami’allahu liman hamidah,

Hanya sesudah terdengar aba-aba suku kata terakhir ini, maka seluruh jama’ah shalat yang dipimpin Imam yang bersangkutan boleh bergerak.
Hanya dengan timing suku terakhir dari kalimat aba-aba tadi maka jama’ah akan bergerak dalam satu irama yang satu dan serentak.

Keserentakan pengeluaran energi ini juga dilaksanakan pada perangkat Laser yang mengumpulkan sebanyak-banyaknya elektron pada level eksitasi, dan melalui teknik switching yang presisi, maka perangkat Laser serentak melepaskan elektronnya ke level yang lebih rendah.

Tafsir kauniah kontekstual kali ini adalah bagaimana ritual shalat berjamaah dapat menghimpunkan tenaga yang luar biasa besar sekali, paling tidak potensinya, yang bisa dikeluarkan pada waktu yang tepat dan pada waktu yang bersamaan.

Ini sejalan dengan apa yang ditunjukkan secara fisik yaitu pada system Laser yaitu pada system kerja switching yang menghimpunkan dahulu elektron sebanyak-banyaknya, sebelum akhirnya dilepaskan dengan dahsyat sekaligus.

Energi yang dipancarkan sangat fokus, sangat intens (kuat) dan sangat koheren dan dengan keserarahan (directivity) yang sangat tinggi, Energi ini sangat fokus berarti bisa diarahkan dengan tajam ke satu titik tertentu, sehingga secara otomatis dapat mengumpulkan energi yang sangat tinggi karena fokusnya yang sangat tajam.

Karena kesearahan yang sangat tinggi, maka selain fokusnya yang tajam, juga bentuk fisiknya bisa dibuat sangat tajam, sehingga berbentuk pisau atau benang. Dengan demikian energi cahaya ini bisa digunakan untuk memotong dari mulai kain sampai baja dan tanah. Sedangkan koherensi yang tinggi memungkinkan berkas cahaya tadi untuk dibelah kemudian dipertemukan kembali dalam keadaan berinterferensi sehingga bisa dipakai untuk pengujian atau pengukuran yang sangat teliti. Inilah yang bisa dicapai dengan switching dan pelepasan energi yang serentak dan spontan dari sinar Laser