Total Tayangan Halaman

Jumat, 22 Oktober 2010

Ketekunan Seorang Janda Tua

oleh Suptin Haryadi pada 22 Oktober 2010 jam 12:57
Ketekunan Seorang Janda Tua
Diawal Juli 2010, dalam perjalan survey yang saya lakukan bersama tim ada seorang ibu yang sedang berjualan yang menarik perhatian saya. Seorang ibu yang kira-kira umurnya sudah 60 tahunan yang ditemanin seorang lelaki setengah baya yang belakang diketahui sebagai anaknya.
Saya sempatkan mampir melihat-lihat kue apa yang sedang dijual oleh ibu tua ini. Ibu tua ini bilang bahwa kue yang dia jual namanya kue ‘DAMPEL’ yang terbuat dari pisang kepok (kata orang Jawa atau pisang sabau kata orang Manna) dengan campuran tepung dan keju. Karena saya suka banget sama pisang maka saya pesan beberapa buah kue dampel tersebut untuk sekedar mencicipi. Tenyata memang rasanya lumayan enak dengan harga yang lumayan murah, yakni Rp 2.000,- per buah.
Sambil menunggu saya sempat berbincang dengan sang Ibu tua ini. Sambil terus membuat kue, dia bercerita bahwa dia sudah berjualan kue dampel ini selama 38 (tiga puluh delapan tahun) di tempat yang sekarang dia mangkal ini (yakni di prapatan samping plaza Pekalongan, jl. Nusantara) dan tidak pindah-pindah. Dalam sehari kue dampelnya ini bisa terjual sebanyak 200 buah. Jadi omzet dia perhari sekitar Rp 400.000,- (400.000,- x 30 hari = Rp 12.000.000,- per bulan) yang menurut saya sudah lumayan besar.
Dari hasil jerih payahnya berjualan dari pagi sampai malam ini, Ibu tua yang sudah puluhan tahun menjada ini sudah bisa membiayai sekolah 4 orang anaknya sampai dengan tingkat SLA, yang kata sudah pada kerja di Jakarta.
Yang terbayang dalam pikiran saya saat berbincang dengan Ibu tua ini adalah betapa tekunya dia berjualan satu macam kue dampel ini saja selama 38 (tiga puluh delapan) tahun – ditemani hujan, panas, serta debu arang yang kelihatan banyak sekali di rambutnya waktu itu. Yang mana disaat awal berjualan pastilah harganya dan hasil berjualannya belum seperti sekarang ini yang sudah mencapai angka Rp 12 juta per bulan. Sedangkan dia sudah menjanda dan harus menafkahi dan menyekolahkan anaknya yang 5 orang.
Teringat kembali banyak para orang tua di kampung saya yang jauh di seberang sana. Para bapak-bapak yang masih gagah perkasa (waktu itu) tidak mau menyekolahkan anak-anak mereka sampai minimal jenjang SLA dengan alasan tidak punya biaya. Jika mereka sempat ketemu dan bercerita dengan Janda tua renta ‘sang penjual kue dampel’ ini, pastilah mereka akan sangat malu menjadi seorang ayah.
Menurut saya janda tua renta ini sudah mengukir kisah sukses tersendiri bersama kue dampelnya. ‘Sukses is my right’ kata Andrie Wongso yang pantas juga dipekikkan dengan lantang oleh si janda tua renta ini.
Semoga Allah swt. memberi umur yang panjang dan kesehatan kepada ibu yang tekun dan gigih ini ….dan semoga anak-anaknya selalu berbakti kepada mu …wahai sang pahlawan keluarga. Amien……



Tidak ada komentar:

Posting Komentar