Total Tayangan Halaman

Jumat, 22 Oktober 2010

Luthfie Samakan Rasulullah Dengan Lia Eden, "Orang menganggapnya telah gila"

Sally Sety 08 Maret jam 7:18 Balas • Laporkan

(Lanjutan : Luthfie Dan Rushdie)


Di bulan Rabi’ulawwal 1431 Hijriah, bulan kelahiran Nabi Muhammad saw, seorang aktivis liberal membuat pernyataan yang mengherankan. Hari itu, Rabu (17/2/2010), sebagai saksi ahli pihak penggugat kasus UU Penodaan Agama, UU No. 1/PNPS/1965, Luthfi Assyaukanie membuat pernyataan:

”Setiap pemunculan agama selalu diiringi dengan ketegangan dan tuduhan yang sangat menyakitkan dan seringkali melukai rasa kemanusiaan kita. Ketika Rasulullah Muhammad SAW mengaku sebagai nabi, masyarakat Mekah tidak bisa menerimanya. Mereka menuduh nabi sebagai orang gila dan melempari beliau dengan kotoran unta. Para pengikut nabi dikejar-kejar, disiksa dan bahkan dibunuh seperti yang terjadi pada Bilal bin Rhabah sang muadzin dan keluarga Amar bin Yasar. Hal serupa juga terjadi pada Lia Aminuddin ketika dia mengaku sebagai nabi dan mengakui sebagai jibril. Orang menganggapnya telah gila dan sebagian mendesak pemerintah untuk menangkap dan memenjarakannya. Kesalahan Lia Aminuddin persis sama dengan kesalahan Kanjeng Nabi Muhammad, meyakini suatu ajaran dan berusaha menyebarluaskannya.” (Dikutip dari Risalah Sidang Mahkamah Konstitusi,www.mahkamahkonstitusi.go.id).

Di sejumlah media, saksi ahli yang juga dikenal sebagai pentolan Jaringan Islam Liberal (JIL) ini diberitakan mengaku, menyampaikan ungkapannya dengan sadar. Bahkan, ia mengaku sempat merevisi draf untuk MK hingga beberapa kali. Menurut dia, Islam pada awalnya adalah salah, menurut orang Quraisy. Muhammad lalu dikejar-kejar oleh kelompok mayoritas kaum Quraisy itu. Lalu, hal yang sama terjadi sekarang pada kasus Lia Eden. Itulah pendapat Luthfi Assyaukanie, yang juga doktor bidang studi Islam, lulusan Melbourne University.

Dalam keyakinan kaum Muslim, Nabi Muhammad saw adalah Nabi terakhir. Beliau seorang yang pintar, jujur, amanah, dan menyampaikan risalah Allah SWT kepada semua manusia. Beliau adalah uswah hasanah, suri tauladan yang baik. Beliau diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. KaumMuslimin sangat mencintai Nabi Muhammad saw. Selama 24 jam, ratusan juga kaum Muslim di seluruh dunia tidak berhenti berdoa untuk Sang Nabi yang sangat mulia ini. Bahkan, tidak sedikit kaum Muslim rela mati demi kehormatan Sang Nabi.

Syaikhul Islam Ibn Taimiyah menulis sebuah kitab khusus berjudul ”Ash-Sharimul Maslul ’Ala Syatimir Rasul”. (Pedang Yang Terhunus untuk Penghujat Nabi). Kitab ini merekam pendapat semua mazhab tentang kedudukan orang yang melecehkan Nabi Muhammad saw. Sahabat-sahabat Nabi saw bersedia menjadi perisai bagi Sang Nabi demi melindunginya dari serangan panah kaum kafir di medan Perang Uhud. Shalawat untuk Sang Nabi, kekasih dan utusan Allah, menjadi rukun keabsahan shalat setiap Muslim.

Logikanya, menghina presiden atau raja saja ada sanksi hukumnya. Presiden SBY sempat marah karena diserupakan dengan kerbau oleh para demonstran. Sebab, SBY bukan kerbau, dan tidak patut disamakan dengan kerbau. Meskipun ada sejumlah persamaan antara SBY dengan kerbau. SBY memiliki dua mata. Kerbau juga bermata dua. SBY mulutnya satu. Kerbau juga bermulut satu. Tapi, menyamakan SBY dengan kerbau adalah tindakan yang sangat tidak patut. Presiden SBY juga tidak terima dikatakan punya istri lagi dan sempat membawa kasus itu ke pengadilan. Jika menghina Presiden saja ada sanksi hukuknya, bagaimana dengan penghinaan kepada utusan Allah, Tuhan yang mencipta alam semesta? Utusan Presiden saja harus dihormati; apalagi utusan Allah. Jika ada yang mengaku-aku sebagai utusan Presiden, padahal dia berbohong, maka patutlah ia diberi sanksi hukum. Bagaimana dengan orang yang mengaku sebagai utusan Allah, padahal dia adalah penipu?!

(Baca selanjutnya di link2 di bawah ini)

Diskusi: http://www.facebook.com/topic.php?topic=13963&uid=92410371260

http://www.facebook.com/note.php?note_id=373360965378



*****
http://www.adianhusaini.com/index.php?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar