Total Tayangan Halaman

Sabtu, 26 Desember 2009

Sabtu, 05 Desember 2009

Tebak tebakan Lucu

Tanggal 4 Desember 2009...Terbesit suatu Pikiran iseng untuk Menanyakan Satu Hal
........dan aku pun Geli dan ..gak Pernah akan Tahu jawabanya.
Pertanyanya ...Buah Apa Yang Hanya Di ketahui Oleh Monyet...??? he he he
Semoga ada yang ikhlas mau menjawab

Salah

Di tahun1894, Lord Kelvin, meramalkan bahwa radio tidak mempunyai masa depan. Dia juga meramalkan pesawat terbang bermesin yang lebih berat dari angin adalah tidak mungkin. Di tahun 1958, IBM memprediksi pasar dunia hanya untuk 5 buah komputer saja. Ternyata, mereka semua salah!

Ibu

Adalah seorang yang taat beribadah dari kaum Bani Israel, bernama Juraij. Tidak diragukan lagi keshalehannya, sampai seluruh kaum mengenalnya. Mereka semua menaruh hormat dan menyanjungnya. Hubungan sosialnya bagus, suka menolong dan sangat peduli kepada kam dhuafa.

Adalah suatu hari ketika sedang berada di mushalla sembahyang, ibunya datang memanggilnya, mungkin ada sebuah keperluan yang tidak seberapa.”Juraij anakku…!!!” katanya. Sang anak sedang shalat. Dia mendengar panggilan ibunya, tetapi ada kebimbangan antara meneruskan shalat atau membatalkan shalatnya, “Ya Allah, mana yang harus ku pilih Ibu ku atau shalatku” katanya dalam hati. Dan akhirnya panggilan ibunya itu di abaikan, dia memilih meneruskan shalatnya.

Ibunya pulang kerumah dengan tanpa mendapat jawaban, tidak ada kata “ya” atau “tidak” yang keluar dari Juraij. Ibunya yang tahu anaknya sedang sembahyang berkata “tak apalah, besok masih ada waktu”, katanya sambil beranjak meninggalkan mushalla.

Keesokan harinya ibunya datang kembali dan memanggil : “Juraij, anakku”. Juraij yang sedang khusyuk dalam sembahyangnya bertanya kembali dalam hatinya “Ya Allah, Ibuku atau shalatku yang harus ku pilih”. Ada kebimbangan pilihan, menemui ibunya atau terus menjalankan ibadah. Dan juraij memilih terus menjalankan shalatnya dan membiarkan ibunya menunggu di luar.

Lama sekali ibunya menanti di luar mushalla, tetapi tetap tidak ada jawaban. “Jawaban saja tidak ada, ngapain lama-lama disini” ibunya berkata sambil beranjak meninggalkan mushalla tersebut.

Untuk kali ketiga ibunya datang ke mushalla, tetapi kali ini panggilannya agak dikeraskan sedikit. Pagi itu, Juraij benar-benar sedang sujud di hadapan Tuhan. Dia konsentrasi penuh dalam ibadah. Panggilan ibunya diabaikan. Dia lebih memilih bertemu Tuhan dari pada menemui ibunya. Padahal semestinya, menemui ibunya terlebih dahulu baru menghadap Tuhan. Sebab ibu adalah pintu yang membuka jalan bertemu Tuhan.

Jawaban yang ditunggu-tunggu tidak kunjung terdengar, sama dengan hari pertama dan hari ke dua. Habis sudah keinginannya untuk bertemu anaknya, sekalipun tidak pernah habis kesabarannya. Dalam kejengkelannya, ibu ini berdo’a : “Ya Allah, janganlah Engaku matikan Juraij sebelum dia dililit masalah pelacuran”.

Hari terus berlalu. Semua orang di hebohkan berita yang menggemparkan. Seorang pelacur hamil tanpaayah. Dia mengaku telah di zinai oleh Juraij dalam mushalla tempat sembahyangnya. Masyarakat berbondng-bondong mendatangi mushalla dengan teriakan dan yel-yel “habisi Juraij, baker mushalla yang dijadikan tempat mesum” dan sebagainya. Mereka terlanjur emosi, tidak perlu dialog dan negosiasi dengan Juraij. “Jelas, ini sebuah penistaan simbol-simbol agama”, kata pemimpin mereka. Tiba-tiba seseorang mulai melemparkan batu ke mushalla, karuan saja yang lain ikut beramai-ramai menyerbu mushalla.mushalla roboh dan hancur berantakan.

Juraij tidak punya waktu untuk menanyakan masalah, masyarakat sudah tidak terkendalikan aarahnya. Dia terpaksa keluar demi menyelamatkan diri dari runtuhan bangunan. Habis sudah bangunan itu, luluh lantah rata dengan tanah. Ketika situasi agak mereda, Juraij bertanya kepada mereka “ada apa ini?”

Mereka menjelaskan : “Seorang perempuan telah melahirkan anak tanpa bapak. Dan dia mengaku bahwa kamulah yang telah melakukannya.” “Ini adalah Firnah. Coba bawakemaribayi yang dilahirkan?” Juraij meminta kepada mereka. Kemudian merekapun mendatangkan bayi yang dimaksud. Dengan izin Allah bayi tu dipegang perut dan kepalanya, lalu ditanya oleh Juraij : “Hai anak kecil, siapa bapakmu?”. Bayi itu menjawab : “Bapakku aalah Fulan seorang pengembala kambing, dan ibuku adalah Fulanah seorang pelacur”.

Seketika itu seluruh masyarakat tertegun, takjub saling memandang satu dengan yang lainnya seakan menunjukan penyelesalan atas tindakannya yang sembrono tanpa klarifikasi terlebih dahulu. Namun mereka masih kurang yakin sebelum menanyakan langsung kepada sang pekacur dan penggembala yang di maksud. Pelacur itu mengaku , bahwa memang benar apa yang dikatakan sang bayi. Suatu senja dia datang ke mushalla Juraij, ingin mengajak behubungan intim. Tetapi juraij tidak bergeming atas rayuan dan dandanan yang merangsang, dia terus beribadah.”padahalnafsuku benar-benar sedang memuncak”, katanya. Dalam kondisi seperti itu ada seorang penggembala kambing yang lewat, lalu diajak menyalurkan nafsunya di emperan mushalla. Maka terjadilah apa yang sudah terjadi hamil dan melahirkan.

Kini menjadi jelas masalahnya. Mushalla terlanjur porak poranda. Masyarakat ingin membangunnya kembali dalam bentuk yang lebih indah, akan dihias dengan emas dan perak, tetapi Juraij hanya meminta supaya dikembalikan seperti sedia kala yaitu bangunan dari tanah.

Kesimpulan dari kisah yang saya berikan ini adalah memberi pelajaran kepada kita betapa pentingnya menyambut panggilan seorang ibu, dan betapa mustajabnya doa seorang ibu. Ibu mana yang tega melihat anaknya menderita. Dan ini lah yang harus disadari oleh kita. Janganada kata “entar, nanti, sebentar, tanggung atau yang lainnya” ketika ibu menyuruh dalam kebaikan. Jangan ada kata “tidak, malas atau sebagainya” ketika ibu memerintah. Kecuali bila kita sedang dalam keadaan darurat. Buatlah sesenang mungkin ibu kita, supaya kalimat yang keluar dari mulutnya adalah kalimat pujian yang sangat baik untuk kita dan bukan kalimat cacian yang amat sangat menyakitkan bagi diri kita.


KISAH INI DIAMBIL DARI NOVEL USTADZ JEFRI AL BUCHORI
(ADA APA DENGAN WANITA, HAL. 108 – 116)